Jalan Dago Bandung Maps

Jalan Dago Bandung Maps

Wujudkan impian memiliki rumah baru!

Segera hubungi kami dan dapatkan unit rumah impian Anda hari ini. Rumah yang Anda idamkan hanya selangkah lebih dekat.

Desain yang mengeksplorasi keseimbangan

Rumah tropis modern ini dibangun untuk memaksimalkan kualitas hidup Anda dan membawa Anda lebih dekat dengan alam, keluarga, dan komunitas. Semua penghuni akan diberikan fitur Smarthome dan aplikasi eksklusif yang terintegrasi sepenuhnya.

Hunian Nyaman dengan Desain Modern Tropis

Tipe Harmoni dirancang untuk keluarga modern yang mengutamakan kenyamanan dan fungsionalitas. Dengan desain yang memaksimalkan pencahayaan alami dan sirkulasi udara, tipe . . .

Keseimbangan Kemewahan dan Keharmonisan Alam

Tipe Foresta menghadirkan hunian premium dengan desain elegan yang menyatu dengan keindahan alam. Cocok untuk Anda yang menginginkan ruang luas, suasana . . .

Apakah Anda Merasakan Hal Ini?

Kehidupan di kota besar penuh dengan kemacetan, polusi, dan kebisingan. Anda pasti mendambakan ketenangan dan udara segar untuk melepas penat setelah bekerja.

Banyak perumahan tidak memiliki fasilitas memadai untuk keluarga, seperti area bermain anak, ruang hijau, dan fasilitas olahraga. Anda tentu ingin lingkungan yang nyaman dengan fasilitas yang mendukung gaya hidup sehat dan aktif.

Dago Valley Bandung menawarkan lingkungan yang tenang dan asri, jauh dari hiruk pikuk kota. Nikmati ketenangan dan udara segar yang Anda butuhkan untuk melepas penat setelah seharian bekerja.

Dengan berbagai fasilitas lengkap seperti area bermain anak, ruang hijau, dan fasilitas olahraga, Dago Valley memberikan kenyamanan dan kemewahan yang ideal untuk keluarga modern.

Hunian di Dago Valley sangat diminati dan unit terbatas

Jangan sampai Anda melewatkan kesempatan untuk memiliki rumah impian di lingkungan yang ideal.

Dago adalah salah satu kelurahan di Kecamatan Coblong, Kota Bandung, Jawa Barat, Indonesia. Luas area 6.000 HA

Berhawa sejuk pada pagi dan sore hari. Suhu udara berkisar antara 18° (malam terendah) sampai dengan 32° (siang tertinggi)

Berada 5 km arah utara dari pusat kota Bandung dengan ketinggian 690-730 Dpl.

Dago, dagoan berasal dari bahasa sunda yang artinya "menunggu", pada zaman dahulu pada masa penjajahan Belanda, penduduk di daerah utara Bandung memiliki kebiasaan untuk saling menunggu untuk pergi bersama-sama ke kota, yang mana pada masa itu, rute yang ditempuh menuju kota melewati daerah yang masih tergolong sepi dan rawan binatang buas, terutama di daerah hutan di sekitar terminal Dago sekarang. Pada tahun 1900-1914, pemerintah Hindia Belanda memulai pembangunan di daerah Bandung, pembangunan di daerah Dago, dimulai dengan pembangunan rumah peristirahatan milik Andre van der brun pada tahun 1905, pada saat ini bangunan ini masih berdiri dan berada bersebelahan dengan Hotel Jayakarta. Wilayah Dago itu sendiri meliputi, simpang Dago ke arah utara,dago barat, dago timur, dago jati(STKS-sekarang), dago biru, dago pojok, hingga PLTA Bengkok.

Terdapat beberapa bangunan bersejarah di sepanjang Jl. Ir. H. Juanda atau biasa disebut dengan dago, diantaranya: 1. Rumah peristirahatan Andre van der Brun 2. Dago Tea house,

Selain itu terdapat kompleks bangunan yang dahulu berfungsi sebagai sanatorium. Dahulu dikelola oleh Netherlands Rode Kruis, kemudian dipindahtangan pengelolaan dan kepemilikannya oleh Palang Merah Indonesia, saat ini berada tepat di seberang Jayakarta Hotel. Kompleks ini cukup luas membentang dari utara (sekarang di sebelah atas pompa bensin), hingga ke selatan di seberang atas kampus STKS. Kompleks ini terdiri dari 12 bangunan, dua kompleks bangunan merupakan milik Universitas Padjajaran, selebihnya merupakan milik PMI. Pada tahun 1964 kompleks tersebut kemudian dijadikan sebagai perumahan karyawan Palang Merah (saat ini masih ditempat sebagian).

Bangunan di kompleks tersebut diberi nama kota-kota di Jawa Barat, seperti Banjarnegara, Sukanagara, Lebaksiuh, Subang, Panumbangan, Buah Dua. Dahulu berjejer pohon cemara di sepanjang pagar halaman kompleks tersebut, juga pohon beringin, pohon asem, pohon nangka, bahkah pohon durian sekalipun. Sekarang ada beberapa bangunan yang sudah rata dengan tanah, terbengkalai.

Kompleks bangunan tersebut memiliki nilai historis terutama dari arsitektural bangunan dimana salah satu bangunan bergaya Gothic dengan atap menjulang meruncing ke atas (rumah Sukanagara, sekarang sudah rata dengan tanah). Bangunan tersebut pada masanya hanya terdapat beberapa buah saja, termasuk yang terdapat di jalan Dago (sekarang menjadi factory outlet, dibongkar habis.)

Wikimedia Commons memiliki media mengenai

Dago merupakan salah satu tempat ikonik di Kota Bandung. Kawasan Dago tak lepas dari identitas anak muda Bandung. Selain identik dengan area nongkrong, Dago juga punya beberapa tempat menarik loh.

Kawasan Dago termasuk wilayah Kecamatan Coblong, Kota Bandung. Selain itu, Dago sendiri terletak di sepanjang Jalan Ir H Djuanda. Area Dago terbentang dari simpang Merdeka hingga Dago atas perbatasan dengan Cigadung.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kata Dago dalam bahasa Sunda memiliki arti menunggu. Dikutip dari berbagai sumber, nama ini tercetus akibat pada era penjajahan Belanda dulu, penduduk di daerah Utara Bandung memiliki kebiasaan untuk saling menunggu untuk pergi bersama-sama ke kota.

Tahun 1900 - 1914, pemerintah Hindia Belanda mulai melakukan pembangunan di daerah Dago. Mulai dari tempat peristirahatan, hotel hingga PLTA Bengkok.

Dago juga tak lepas dari pendidikan. Sejumlah sekolah hingga universitas yang berdekatan dengan kawasan itu berdiri.

Sebut dana Institut Teknologi Bandung. Lokasi kampus tersebut berada di Jalan Ganesa yang bersebelahan dengan area Dago.

Di kawasan Simpang Dago juga ada beberapa kampus seperti UNIKOM, Unpad hingga kampus-kampus lain yang berada di sepanjang Jalan Dipatiukur. Kampus Unpad juga ada di sekitar Dago pojok. Selain itu, ada juga Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial (STKS) yang kini bernama Polteksos.

Selain kampus, Dago juga memiliki sejumlah sekolah. Sebut saja sekolah favorit SMAN 1 Bandung.

Dago juga tak lepas dari kesan anak muda. Sejak dahulu, sepanjang kawasan Dago kerap dijadikan tempat nongkrong anak muda Bandung.

Berbagai kuliner pinggir jalan berdiri di sepanjang Jalan IR H Djuanda itu. Selain itu, berjamur juga sejumlah kafe dan bar dari yang mulai kelas biasa hingga kelas elit.

Bahkan sejak dahulu, ada beberapa titik tempat nongkrong anak muda Bandung di Dago. Seperti Taman Flexy, Dago Plaza yang kini berubah 'baju' menjadi Living Plaza, Taman Cikapayang dan masih banyak lagi.

Dago juga menghadirkan sejumlah objek wisata. Mulai dari wisata taman hingga wisata alam.

Wisata murah meriah seperti taman ada beberapa titik. Sebut saja salah satunya Taman Cikapayang. Lokasi ini juga kerap digunakan warga Bandung untuk menghabiskan waktu.

Selain itu, ada juga Dago Tea House yang kerap dijadikan sarana pertunjukan. Dago juga dekat dengan Kebun Binatang Bandung dan Hutan Kota Babakan Siliwangi. Sementara di bagian atas, Dago juga menghadirkan Taman Hutan Raya Djuanda. Masih di area itu, terdapat juga Dago Pakar.

Selain destinasi wisata hingga identik dengan tempat nongkrong, kawasan Dago juga kerap dijadikan pusat bisnis. Beberapa perusahaan berdiri di sepanjang Jalan Ir H Djuanda. Mulai dari perbankan, mal, hotel, restoran hingga factory outlet.

Bahkan, beberapa factory outlet menjamur di kawasan Dago Bandung.

Offenbar hast du diese Funktion zu schnell genutzt. Du wurdest vorübergehend von der Nutzung dieser Funktion blockiert.

Escape to a haven of tranquility and luxury at

Holiday Villa Dago, a hidden gem nestled in the heart of Dago, Bandung. With its breathtaking panoramic views and a private swimming pool, every villa redefines the art of relaxation and rejuvenation.

Tanpa minimum Rp 100,000,000Rp 300,000,000Rp 500,000,000Rp 700,000,000Rp 1,000,000,000Rp 2,000,000,000Rp 3,000,000,000Rp 4,000,000,000Rp 5,000,000,000Rp 10,000,000,000Rp 30,000,000,000Rp 50,000,000,000Rp 100,000,000,000

Tanpa maksimum Rp 100,000,000Rp 300,000,000Rp 500,000,000Rp 700,000,000Rp 1,000,000,000Rp 2,000,000,000Rp 3,000,000,000Rp 4,000,000,000Rp 5,000,000,000Rp 10,000,000,000Rp 30,000,000,000Rp 50,000,000,000Rp 100,000,000,000

Subdistrict in Bandung City, West Java, Indonesia

Dago is an area in Bandung, West Java, Indonesia. It covers Jalan H. Juanda (H. Juanda Street) and the surrounding area. The lower (southern) Dago area near Jalan Merdeka is one of the trendy areas of Bandung, with shops, shopping malls, cafes, boutiques, and many restaurants and entertainment centers.

The upper (northern) area has many old Dutch villas and wider boulevards with tall trees lining the streets. The famous Dago Tea House, built during Dutch colonial times, is located here. The Bandung Institute of Technology (ITB) is located just west of the upper Dago area and neighbors the Bandung Zoo. A major private hospital, St. Boromeus, is also located on the street. A major public transportation terminal is also nearby.

The extreme northern parts are called Dago Pakar, which in recent years have seen the construction of many new restaurants offering dramatic views and vistas of the greater Bandung area.

Curug Dago is a waterfall in Bukit Dago (Dago Hill), which is 12 meters high.[1] Curug dago is a polluted river as many households release their waste directly into this river. This river is very polluted with plastic bottles.

Wikimedia Commons has media related to

6°53′00″S 107°37′11″E / 6.8833°S 107.6197°E / -6.8833; 107.6197

Anda mungkin ingin melihat